Pompa Adrenalin dengan Off Road OKI BARENINILAH.COM, Jakarta – Aktivitas alam bebas menggunakan tunggangan roda empat mungkin sudah menjadi pemandangan yang biasa di kaki Gunung Salak, Bogor. Di Kecamatan Taman Sari, ada satu alur off road yang digilai penghobi aktivitas otomotif ini. Akhir pekan lalu, INILAH.COM bersama rombongan wartawan dari Jakarta menjajal medan mendaki tanah liat di kaki Gunung Salak, Bogor. Tidak ingin CJ-7 keluaran tahun 1980-an kesayangannya sampai rusak, Botek, pegiat aktivitas off road yang ikut mendampingi, mensyaratkan hanya dia yang boleh menyupir. Istimewa Dan memang, ketika menjalani alur licin serta tanjakan cukup terjal diselingi jurang yang lumayan dalam, cukup menciutkan hasrat untuk mencoba duduk di belakang setir CJ-7 bercat hitam milik Botek. Start dari Wahana Off Road yang dikelola Dyan Wisata menuju ke salah satu menara BTS (Base Transceiver Station) milik PT Telkomsel, menempuh jarak sekitar tiga kilometer. Kendati relatif dekat, namun tantangan sepanjang perjalanan cukup memacu adrenalin penumpang CJ-7. Untungnya, Botek terbukti piawai mengendalikan laju kendaraan. Adrenalin yang berpacu dengan kemiringan khas lereng terjal kaki gunung itu sedikit bisa terkendalikan karena suguhan pemandangan alam sekitar. Bahkan, saat menunggu giliran ketika ada mobil di depan yang tergelincir keluar alur, di langit yang bercuaca agak mendung nampak seekor elang tengah soaring berputar-putar cukup rendah. Bentangan kedua sayapnya diperkirakan hampir mencapai dua meter. Hawa dingin langsung menyergap ketika INILAH.COM turun dari mobil yang terpaksa mangkrak karena menunggu giliran. Tidak jauh dari lokasi menara Telkomsel, berdiri megah Pura Parahyangan Agung Jagatkarta. Umat Hindu meyakini bagian lereng gunung tersebut adalah tempat petilasan Prabu Siliwangi, penguasa Pajajaran yang sangat masyhur. Bagi Botek, yang kerap menyambangi sirkuit Bukit 4 X 4, Pondok Cabe, Jakarta Selatan, itu alur medan di lereng Gunung Salak terbilang cukup menantang. Dia bahkan sempat membagi sedikit tips untuk yang pertama kali menjajal olahraga off road. Menurutnya, bagi yang belum terbiasa dengan medan berat dan alur dalam di jalur off road, bisa membahayakan bagi kendaraan. “Umumnya orang berkendara menggenggam erat setir saat ingin bermanuver. Sedangkan off road kita hanya menempelkan telapak tangan ke kemudi. Sebab, kalau kita memaksakan setir saat menghadapi alur yang sulit, justru bisa merusak kendaraan,” tandasnya. Bagi pegiat olahraga ini, agaknya uang bukan masalah. Terbukti, berdasarkan penuturan Supri, anggota Komunitas Trooper Indonesia (KTI), dengan tunggangan Daihatsu Taft. Sekitar Rp 50 juta sudah dihabiskannya untuk mengganti bodi mobil dengan model pipa atau biasa disebut tubular, berikut meninggikan gardan, serta memindahkan radiator ke bagian belakang. “Itu belum termasuk winch yang lumayan mahal, harga barunya saja Rp 15 juta untuk merek yang paling banyak dicari yakni ‘Warn 8274’. Untuk mencari winch yang seken lumayan sulit,” ucap karyawan sebuah perusahaan eksploitasi migas dari Australia itu. Dikatakan, hobi off road berawal dari sekadar iseng-iseng karena melihat mobil kategori itu yang terkesan garang. Akhirnya, setelah mencoba-coba, kini dirinya mengaku ketagihan dan tidak bisa meninggalkan hobi tersebut. “Kami pernah melakukan perjalanan lintas negara yakni ke Brunei Darussalam dan Sabah, Malaysia,” imbuh Irawan, pensiunan dari sebuah perusahaan kontraktor nasional. Dalam kesempatan mengarungi medan lumayan berat di kaki Gunung Salak itu, Botek, Supri, Irawan, dan belasan rekan sesama pencinta off road, semuanya tergabung dalam KTI. Organisasi komunitas pemilik Sport Utility Vehicle (SUV) Chevrolet Trooper yang terbentuk sejak 2001 ini sudah memiliki setidaknya tujuh cabang di sejumlah daerah seperti Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Semarang, Surabaya, Bali, Medan, dan Paiton. Ada sejumlah ajang yang biasa digelar KTI untuk menjaga persaudaraan di kalangan anggota. Antara lain, TIFOR (Trooper Indonesia Fun Off Road) yang bertujuan mengasah keterampilan mengemudikan kendaraan 4 X 4. “Salah satu agenda TIFOR adalah coaching clinic yang diberikan senior KTI. Pernah juga kita mengadakan coaching clinic dengan memanggil instruktur dari luar organisasi yakni jawara off roader Yuma Wiranatakusuma (mantan suami artis Ria Irawan, red),” imbuh Irawan. Selain itu, KTI juga biasa menggelar TIAOR atau Trooper Indonesia Adventure Off Road. Kegiatan ini khusus bagi anggota yang telah mahir mengemudikan kendaraan 4 X 4, selain tentunya memiliki Chevrolet Trooper yang siap diterjunkan ke setiap ajang adventure off road. Aktivitas lainnya dari komunitas ini adalah Trooper Indonesia Gathering yang diadakan dua kali dalam setahun. Kegiatan ini selalu diadakan di kota-kota yang berbeda dengan mengikutsertakan anggota keluarga di komunitas tersebut. [O1] |